Selasa, 15 Maret 2011

ASNEO DENGAN MASALAH OBSTIPASI PARSIAL

TUGAS ASNEO

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI YANG
MENGALAMI OBSTIPASI PARSIAL


BAB II
LANDASAN TEORI

1.    Pengertian Obstipasi
Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan dan Stipare yang berarti to compress = menekan . Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus).
Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Sedangkan pada neonatus lanjut didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih.
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidah terjadi, maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Akan tetapi, harus diingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi karena pada bayi yang menyusu dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukkan adanya gangguan feses karena feses akan dikeluarkan dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Hal ini masih dikatakan normal.

2.    Jenis-jenis obstipasi
Obstipasi ada 2 macam :
a.          Obstipasi  Total
Memiliki ciri khas tidak keluarnya feses atau atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapat rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.

b.         Obstipasi  Parsial
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari, tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.

3.    Etiologi
Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut :
a.         Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus.
b.        Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
c.         penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
d.        Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.

4.    Tanda dan gejala
Tanda dan gejala obstipasi disebabkan oleh :
a.       Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih.
b.      Sakit dan kejang pada perut.
c.       Bayi sering menangis.
d.      Susah tidur dan gelisah
e.       Kadang-kadang muntah.
f.       Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi).
g.      Bayi susah/tidak mau menyusui.
h.      Bising usus yang janggal.
                              
5.    Patofisiologi dan patogenesis
Pada keadan normal sebagian besar rektum dalam keadaan kosong, kecuali bila ada refleks masa dari kolon yang mendorong feses ke dalam rektum yang terjadi sekali atau dua kali sehari. Hal tersebut memberikan stimulasi pada arkus aferen dari refleks defekasi. Dengan adanya stimulasi pada arkus aferen tersebut akan menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi.
Mekanisme usus yang normal terdiri atas 3 faktor, yaitu sebagai berikut :
a.       Asupan cairan yang adekuat.
b.      Kegiatan fisik dan mental.
c.       Jumlah asupan makanan berserat.
Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki kolon, air dan eletrolit diabsorbsi melewati membran penyerapan. Penyerapan tersebut berakibat pada perubahan bentuk feses, dari bentuk cair menjadi bahan yang lunak dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum, feses menekan dinding rektum dan merangsang defekasi.
Apabila bayi tidak mengkonsumsi ASI (cairan) secara adekuat, produksi dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan segera digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rektum, sehingga penyerapan terjadi terus-meneerus dab feses menjadi semakin kering, padat dan susah dikeluarkan, serta menimbulkan rasa sakit. Ini yang menyebabkab bayi tidak bisa BAB dan akan menyebabkan kemungkinan berkembangnya luka. Proses dapat terjadi bila menurun peristaltik usus dsb. Hal tersebut menyebabkan sisa metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan akan terjadi penyerapan air yang berlebihan.
Bahan makanan berserat sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran cerna menuju ke saluran yang lebih besar. Sumbatan pada usus dapat juga menyebabkab obstipasi.
6.    Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita obstipasi adalah sebagai berikut :
a.       Perdarahan
b.      Ulserasi
c.       Obstruksi parsial
d.      Diare intermiten
e.       Distensi kolon akan menghilang jika ada sensasi regangan rektum yang mengawali proses defekasi.

7.    Penatalaksanaan
Penatalaksanan yang dilakukan adalah
a.       Mencari penyebab obstipasi
b.      Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi, tambahan cairan, dan psikis.
c.       Pengosongan rektum jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosonganrektum bisa dilakukan dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, obat-obatan dan laksatif.



BAB III
KASUS

Pengkajian tanggal   :  21 Januari 2011
Waktu                      :  10.00 WIB

I.     Pengkajian 
Data Subjektif
Identitas
Nama bayi           :    F
Umur bayi           :    1 bulan
Tanggal lahir        :    21 Desember 2011
Pukul                   :    14.32 WIB
Jenis kelamin       :    laki-laki
Status                  :    anak ke-2

Nama ibu             :    E
Umur                   :    28 Tahun
Suku/bangsa        :    Patopang/Indonesia
Agama                 :    Islam
Pendidikan          :    D-III Geografi
Pekerjaan             :    Guru SMP
Alamat                 :    Jorong Lembah Gunung desa Siaur kec. Kamang baru


Nama Ayah         :    A
Umur                   :    31 Tahun
Suku/bangsa        :    Tanjung/Indonesia
Agama                 :    Islam
Pendidikan          :    S1 Olah Raga
Pekerjaan             :    Guru SMP
Alamat                 :    Jorong Lembah Gunung desa Siaur kec. Kamang baru

Anamnesis
Kunjungan ke      :    2
Alasan kunjungan:   ibu mengatakan BAB bayinya tidak keluar
Keluhan utama    :    ibu mengatakan bayinya tidak BAB sejak 5 hari yang lalu.

Riwayat Prenatal
Kesehatan janin selama dalam kandungan : selama hamil ibu tidak mengalami gangguan kesehatan.
Keluhan :
          Trimester I :    mual pagi hari dan pusing
          Trimester II:    Tidak ada keluhan
          Trimester III: Tidak ada keluhan

Riwayat Natal
Tempat lahir        :    BPS
Lahir                    : 21 Desember 2010
Pukul                   :    14.32 WIB
Penolong             :    Bidan Viona
Jenis persalinan    :    spontan
Berat badan         :    3 kg
Panjang                :    51 cm
Cacat bawaan      :    tidak ada
Masa gestasi        :    32 minggu
Anak ke               :    2

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Mampu melihat objek gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat melihat orang secara terus menerus dan kelenjar air mata sudah mulai berfungsi. Bisa merespon suara an mampu menggenggam benda yang diberikan padanya.

Riwayat imunisasi
BCG                    :umur 2 hari
HB unijek            : umur 1 hari
Polio 1                 : umur 2 hari
DPT                     : belum mendapat imunisasi campak
Campak               : belum mendapat imunisasi campak
                           
Pola higiene personal, nutrisi, istirahat, eliminasi
Mandi                                : 2kali/hari pagi dan sore
Mengganti pakaian            : 2 kali/hari pagi dan sore
Diet/makan                        :  ASI
Tidur/istirahat biasanya     :  siang pukul 10.00-1400, sore pukul 16.00-17.00, malam pukul 20.00-04.00.
Tidur/istirahat sekarang     : mengalami gangguan bayi siang rewel, malam tidak tidur.
Eliminasi biasanya             : berkemih 7-8 kali/hari, defekasi 3 kali/hari.
Eliminasi sekarang             : berkemih 6-7 kali/hari, defekasi sudah 5 hari tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga
Pihak ayah/ibu beserta anggota keluarganya tidak ada mengalami penyakit menular dan menurun (tifus, hepatitis, diabetes, epilepsi, hidrosefalus).

Riwayat Sosial
Yang mengasuh bayi adalah ibu sendiri
Hubungan dengan anggota keluarga baik

Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik
Tanda Vital :
                        Nadi : 120x/i
                        Suhu : 37,5C
                        Pernafasan : 120 x/i
Antropometri  :
                        Berat badan         : 3,9 kg
                        Panjang badan     : 58,1 cm
                        Lingkar kepala     : 34 cm
                        Lingkar dada       :30 cm
                        Lingkar lengan atas : 12 cm
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Kepala            :   bulat, besarnya normal, tidak ada tanda mikro/makrosefal, rambut warna hitam, tidak ada benjolan dan ubun-ubun datar
Wajah             :    wajah terlihat lebar, simetris, tidak ada opistotonus, tidak ada ritmus, dan tidak anemis.
Mata               :    simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak juling, bulu mata lengkap dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Hidung           :    mancung, tidak ada polip, tidak ada ingus, bersih dan tidak ada nafas cuping hidung.
Mulut dan gigi`: bibir dan lidah bersih, tidak stomatitis dan tidak anemis.
Telinga            :    simetris, bersih dan tidak keluar cairan.
Leher              :    bentuknya sedang, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, dan vena jugularis, tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid.
Dada               :    simetris, bentuk normal, pergerakan pernafasan normal, tidak teraba benjolan, tidak terdengar mengi dan ronkhi dan tidak kembung.
punggung  dan pinggang : simetris, tidak ada spina bifida pada punggung
abdomen         :    kembung, terasa tegang, bising usus yang janggal, bayi meringis ketika dilakukan palpasi.
Genitalia         :    laki-laki, penis dan scrotum lengkap.
Anus               :    tidak atresia ani tapi terlihat memerah.
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada edema, pergerakan normal.
Kulit               :    bersih dan tugor kulit baik.

Pemeriksaan penunjang
Hb                   :    tidak dilakukan
Rectal tussae   :    terasa jepitan udara dan mekonium menyemprot.









ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA "F"
USIA 1 BULAN DENGAN OBSTIPASI PARSIAL
DIBPS MUTIA FARDILLAH JORONG LEMBAH GUNUNG
TANGGAL 21 JANUARI 2011

DATA DASAR
INTERPRETASI DASAR
DIAGNOSA POTENSIAL
TINDAKAN SEGERA
INTERVENSI
IMPELEMENTASI
EVALUASI
Tanggal: 21-01- 2011
Jam      : 10.00 WIB

DS
·         Ibu mengatakan usia bayinya 1 bulan.
·         Ibu mengatakan ini anak ke duanya.
·         Ibu mengatakan bayinya tidak BAB sejak 5 hari yang lalu.
·         Ibu mengatakan bayinya sering menangis dan tidak mau menyusu.
·         Ibu mengatakan perut bayinya kembung.
·     Ibu mengatakan ia minum obat diare.

DO
·         Pemeriksaan umum
-          Kesadaran: baik
-          TTV :
o   S : 37,50 C
o   P : 35 x/i
o   N : 120 x/i
·     BB lahir: 3 kg
·     BB sekarang : 3,9 kg
·     PB : 58,1cm
·     Lingkar kepala : 34 cm
·     Lingkar dada :30 cm
·     Li-la  : 12 cm
·     JK : laki-laki

·         Pemeriksaan fisik

o   Kepala : bulat, besarnya normal, tidak ada tanda mikro/makrosefal, rambut warna hitam, tidak ada benjolan dan ubun-ubun datar
o   Wajah  :wajah terlihat lebar, simetris, tidak ada opistotonus, tidak ada ritmus, dan tidak anemis.
o   Mata    :simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak juling, bulu mata lengkap dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
o   Hidung:mancung, tidak ada polip, tidak ada ingus, bersih dan tidak ada nafas cuping hidung.
o   Mulut dan gigi`: bibir dan lidah bersih, tidak stomatitis dan tidak anemis.
o   Telinga:simetris, bersih dan tidak keluar cairan.
o   Leher : bentuknya sedang, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, dan vena jugularis, tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid.
o   Dada   : simetris, bentuk normal, pergerakan pernafasan normal, tidak teraba benjolan, tidak terdengar mengi dan ronkhi dan tidak kembung.
o   Punggung  dan pinggang : simetris, tidak ada spina bifida pada punggung
o   Abdomen        : kembung, terasa tegang, bising usus yang janggal, bayi meringis ketika dilakukan palpasi.
o   Genitalia : laki-laki, penis dan scrotum lengkap.
o   Anus    : tidak atresia ani tapi terlihat memerah.
o   Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada edema, pergerakan normal.
o   Kulit    : bersih dan tugor kulit baik.
·         Pemeriksaan penunjang
o  Hb: tidak dilakukan
o  Rectal Tussae:
terasa jepitan udara dan feses menyemprot.

Diagnosa :
Bayi usia 1 bulan, KU bayi baik  dengan obstipasi parsial.

Dasar :
·         Ibu mengatakan usia anaknya 1 bulan.
·         Ibu mengatakan ini anak ke duanya.
·         Ibu mengatakan bayinya tidak BAB sejak 5 hari yang lalu.
·         Ibu mengatakan bayinya sering menangis  dan tidak mau menyusu.
·         Ibu mengatakan perut bayinya kembung.
·         Ibu mengatakan ia minum obat diare.


Masalah:
- BAB yang tidak keluar selama 5 hari.
- anak yang menangis dan tidak mau makan.
- perut anak kembung.
- Anus memerah


Kebutuhan :
·      Anjurkan ibu memberikan ASI yang adekuat.
·      Anjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat.
·      Anjurkan ibu menghentikan pemakaian obat diare.
·      Berikan terapi obat
Obstipasi total
Saat ini belum diperlukan
1.    Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan











2.    Anjurkan ibu memberikan ASI yang adekuat.


















3.    Anjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat.



















4.    Anjurkan ibu menghentikan pemakaian obat diare.





5.      Berikan terapi obat






6.      Anjurkan kunjungan ulang.





1.      Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu
-           Kesadaran: ba
-          TTV :
o   S : 37,50 C
o   P : 35 x/i
o   N : 120 x/i

2.      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa di jadwalkan. Sehingga dapat mengencerkan feses karena ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki kolon, air dan elektrolit diabsorbsi melewati membran penyerapan. Penyerapan tersebut menyebabkan perubahan bentuk feses, dari bentuk padat menjadi lunak dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum, feses menekan dinding rektum dan merangsang untuk defekasi. 

3.     Menganjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat yaitu makan sayur dan buah yang hijau. Seperti buah pepaya, pisang, apel, jeruk, pir dll serta sayur kangkung, toge, bayam dll. Yang  bertujuan agar merangsang peristaltik usus dan pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran cerna menuju kesaluran pencernaan ke saluran yang lebih besar.

4.     Menganjurkan ibu menghentikan pemakaian obat diare, karena asupan makanan yang diperoleh bayi didapat dari asupan makanan ibunya.
5.     Memberikan terapi obat berupa Lactulose 5 ml selama 3 hari pertama. Sehingga BAB bayi menjadi lunak.

6.     Menganjurkan ibu untuk kembali 3 hari lagi kalau BAB bayi belum juga keluar.,
1.    Ibu paham dengan penjelasan yang di berikan








2.      Ibu paham dan mau lakukan apa yang di anjurkan.























3.    Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang telah dijelaskan



















4.      Ibu mengerti dan mau menghentikannya.





5.      Ibu menerima obat yang diberikan.





6.      Ibu berjanji akan datang apabila ada keluhan / masalah pada bayinya.




BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan kasus diatas, penulis membuatkan pembahasan setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi “F” (1 bulan). Bayi mengalami obstipasi parsial. Tahap-tahap manajemen kebidanan yang dilakukan terdiri dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera, rencana asuhan dan pelaksanaan tindakan serta evaluasi. 
Dalam bab ini, dijabarkan beberapa persamaan antara pembahasan teoritis dengan kenyataan yang ada dilapangan dan juga menguraikan kesenjangan-kesenjangan yang ditemui serta mencari jalan keluarnya. Sesuai dengan lanhkah-langkah dalam manajemen kebidanan. Pembahsan kasusnya dapat di uraikan sebagai berikut :

1.    Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti, baik dalam mengumpulkan data subjektif dan objektif , dimana didukung oleh peralatan yang memadai, pencatatan yang baik dan orang tua pasien yang bersedia menjawab pertanyaan dengan baik.
Dibawa ini penulis uraikan data yang diperoleh dengan teori yang ada,antara lain :
a.         Riwayat prenatal, natal, pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat prenatal dan natal anak tidak bermasalah
b.        Riwayat imunisasi
Ibu selalu membawa anaknya untuk di imunisasi
c.         Pola personal higiene, nutrisi, istirahat, dan eliminasi
Personal higiene bayi terjaga dengan baik. Akan tetapi sekarang bayi mengalami masalah pemenuhannutrisi dimana bayi tidak mau menyusu, rewe, tidak bisa tidur dan BAB tidak keluar selama 5 hari yang lalu.
d.        Riwayat penyakit keluarga
Pihak ayah/ibu beserta anggota keluarganya tidak ada mengalami penyakit menular dan menurun (tifus, hepatitis, diabetes, epilepsi, hidrosefalus).
e.         Riwayat sosial
Yang mengasuh bayi adalah ibu sendiri. Hubungan dengan anggota keluarga baik
f.         Pemeriksaan umum dan khusus
Dari hasil pemeriksaan, pada kasus ini ditemukan masalah anak mengalami masalah dimana buang air besarnya tertahan selama 5 hari. Ini tergolong jenis obstipasi parsial. Ditemukan masalah pada abdomen dan anus bayi, serta bayi snagt rewel sekali. 
g.        Pemeriksaan penunjang
Untuk menguatkan diagnosa, dilakukan uji colok dubur (rectal tusse) pada anus bayi, dan BAB menyemprot terasa ada jepitan udara.

2.    Interpretasi data
a.       Diagnosa
Bayi usia 1 bulan, KU bayi baik  dengan obstipasi parsial.
b.      Masalah
Bayi mengalami masalah pengeluaran feses, yang tidak keluar selama 5 hari. anak  yang menangis dan tidak mau makan. perut anak kembung srta anus memerah.

c.       Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan anak adalah :
1)      Anjurkan ibu memberikan ASI yang adekuat.
2)      Anjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat.
3)      Anjurkan ibu menghentikan pemakaian obat diare.
4)      Berikan terapi obat
3.    Antisipasi Diagnosa Dan Masalah
Disini penulis menemukan masalah potensial bisa terjadi obtruksi total.
4.    Membutuhkan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Saat ini belum dibutuhkan karena sesuai dengan tinjauan teori masih bisa di atasi.
5.    Perencanan Tindakan
Perencanan tindakan mengacu pada masalah yang kita temui waktu melakukan pengkajian yang sesuai dengan kondisi pasien, yaitu :
7.         Informasikan pada ibu hasil pemeriksaan
8.         Anjurkan ibu memberikan ASI yang adekuat.
9.         Anjurkan ibu banyak makan makanan yang berserat.
10.     Anjurkan ibu menghentikan pemakaian obat diare.
11.     Berikan terapi obat
12.     Anjurkan kunjungan ulang.
6.    Pelaksanan Tindakan
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan terhadap rencana yang telah dibuat.
7.    Evaluasi
Merupakan tahap akhir proses manajemen kebidanan berdasarkan laporan kasus yang penulis lakukan selama melakukan manajemen asuhan terhadap pasien dengan obstipasi parsial. Penulis mengambil keputusan bahwa pada dasarnua semua tujuan yang direncanankan dapat berhasil dengan baik.





BAB V
PENUTUP
1.      Kesimpulan
            Obstipasi adalah pengeluaran mekonium tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Sedangkan pada anak didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari/lebih, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut . Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor.
            Berdasarkan hasil pembahasan kasus dapat kita simpulkan bahwa makanan yang dimakan ibu juga berpengaruh terhadap kondisi anak. Jadi ibu harus berhati-hati dalam memakan makanan maupun obat. Sebab bisa saja obat tersebut berdampak (mempunyai efek) terhadap anak contohnya saja seperti pembahasan kasus obstipasi pada anak di atas. Obstipasi dapat didiagnosis secara klinis. Penanganan obstipasi dapat dilakukan dengan cara medis.

2.      Saran
Banyak gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada anak. Oleh sebab itu orang tua, masyarakat dan Nakes itu sendiri lebih memperhatikan dan lebih peka terhadap perubahan yang di alami anak baik itu gangguan pencernaan dan defekasi maupun penyakit lainnya. Penulis berharap semoga angka mortalitas dan mordibitas anak dan balita semakin menurun, Amin..
DAFTAR PUSTAKA

Dwi handajani, sutjianti. 2010.manajemen Asuhan Kebidanan Pengantar & Contoh Kasus.Jakarta : EGC
Mitayani. 2009. Mengenal Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaannya. Padang : Baduose Media
Nanny lia dewi, vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Sri rahayu, dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta : salemba Medika
http://vina-midwife.blogspot.com/2010/07/obstipasi-pada-neonatus.html






2 komentar:

  1. assalamu'alaikum.
    tulisan mba bagus dan informatif. saya mau tanya metode kb yang paling aman yang mana? tlg dijelaskan juga keuntungan dan kerugian dari masing masing.
    terimakasih.
    sinar mentari/banyumas jateng

    BalasHapus
  2. Wa'alaikumsalam ^_^
    Sebelumnya trim's yah wat rewardnya.
    semua metode KB memiliki keuntungan dan kelebihan masing-masing. Dan aman/tidaknya tergantung darikecocokan wanita yg memakainya, disini perlu konseling dengan Bidan terdekat u/ mengetahui metode apa yg cocok u/ wanita tsb.
    dalam blog saya ini juga bisa dilihat pada PERSYARATAN MEDIS DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI.

    BalasHapus