Minggu, 27 Maret 2011

Pelayanan KB

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar belakang
Di era globalisasi sekarang ini, mengontrol kelahiran bisa dilakukan dengan banyak cara. Menggunakan alat kontrasepsi maupun secara alami. Jika memilih cara alami, dengan apapun alasan Anda, bisa dilakukan dengan metode kalender ataupun metode lainnya seperti metode lendir serviks dan metode suhu tubuh basal.
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Tujuan perempuan menggunakan KB diantaranya adalah adalah untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Bagi perempuan yang ingin menghindari efek samping alat kotrasepsi, mereka lebih memilih KB alami. KB alami yang lama antara lain dengan sistem kalender yaitu mengetahui siklus haid dan masa suburnya. Pada makalah ini, penulis hanya akan membahas KBA bengan metoda kalender.


B.                 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : agar kita mengetahui pengertian dari metoda kalender, cara penggunan, keuntungan dan kerugiannya

C.                Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah :
a.       Study Pustaka
b.      Internet.
BAB II
ISI
METODA KALENDER

Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
1.    Pengertian Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada masa subur/ovulasi (hari ke 8-9 siklus menstrasinya). Kesuburan dapat ditandai dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina.
Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang. Ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid yang akan datang. Problem terbesar dengan Metode Kalender adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari.
Untuk dapat menggunakan metode ini kita harus menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
2.    Keuntungan Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala memiliki keuntungan sebagai kontraseptif  maupun non-kontraseptif.
a.      Keuntungan konserfatif
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1)      Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2)      Dapat digunakan untuk menghindari atau mendapatkan kehamilan.
3)      Tanpa efek samping sistemik.
4)      Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
5)      Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
6)      Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
7)      Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
8)      Tidak memerlukan biaya/murah.
9)      Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
b.      Keuntungan  non- kontaseptif
1)   Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana .
2)   Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami dan istri.
3)   Menghindari persetubuhan selama fase kesuburan dari siklus haid dimana kemungkinan hamil sangat besar.
4)   Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara kedua pasangan dengan peningkatan komunikasi antar pasangan.

3.    Keterbatasan/kekurangan metode kalender
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
  1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
  2. Sebagai kontasektif sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama setahun pertama pemakaian) . Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan di taati kegagalan 0% ( kegagalan metode/method failure dan 0-3 % kegagalan pemakaian /use’r failer, yaitu pasangan dengan sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan untuk mencegah kehamilan).
  3. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar.
  4. Dibutuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis).
  5. Pelatih/guru KBA harus mampu membantu ibu mengenali masa suburnya , memotivasi pasangan untuk menaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan menyediakan alat bantu jika diperlukan; misalnya buku catatan khusus , termometer (oral atau suhu basal)
  6. Perlu pencatatan setiap hari.
  7. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
  8. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
  9. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
  10. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
  11. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
  12. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
  13. Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai.
  14. Termometer basal diperlukan untuk metode tertentu.
  15. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (Virus Hepatitis B) dan HIV/AIDS.
4.    Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi.
Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun. Efektifitasnya bergantung pada keikhlasan mengikuti petunjuk, angka kegagalan 1-25 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.

5.    Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
  1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
  2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
  3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
  4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
  5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
6.    Penerapan (Cara Penggunaan Metode Kalender)
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan :
a)    Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya. Asal angka 18=14+2+2        hari hidup spermatozoa
b)   Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang untuk menentukan akhir dari masa suburnya. Asal angka 11=14-2-1          hari hidup ovum

Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi :
a)    Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya.
b)   Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
c)    Ovum hidup selama 24 jam.

Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
  1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
  2. Fertility phase (masa subur).
  3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi
.
7.    Indikasi / Siapa yang Bisa menggunakan
Wanita/pasangan yang bisa menggunakan KB kalender adalah
a)    Dari semua usia subur
b)   Dari semua paritas, termasuk wanita nullipara
c)    Yang oleh karena alasan religius atau filosofis tidak bisa menggunakan metode lain
d)   Tidak bisa memakai metode lain
e)    Bersedia menahan nafsu birahi lebih dari seminggu setiap siklus
f)    Bersedia dan terdorong untuk mengamati, mencatat dan menginterpretasikan tanda-tanda kesuburan

8.    Kontraindikasi / Siapa yang Seharusnya Tidak Menggunakan
a)      Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi.
b)      Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB
c)      Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
d)     Perempuan yang pasanganya tidak mau bekerjasama (berpantangan) selama waktu tertentu dalam siklus haid
e)      Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya

9.    Wanita yang Mungkin Memerlukan Koseling Tambahan
Wanita yang mungkin memerlukan konseling tambahan adalah
a)      Karena masalah umur, paritas, atau kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu hal yang beresiko tinggi
b)      Siklus haid yang tidak teratur (atau belum) menentukan (sedang menyusui, segera setelah aborsi)
c)      Yang siklus haidnya tidak menentu
d)     Pasangannya tidak mau bekerjasama selama saat-saat tertentu dalam siklus tersebut.
BAB III
PENUTUP
1.    Kesimpulan
Metode kalender adalah metoda yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungna kontrasepsi pada hari ke 8-9 siklus menstrasinya. Metode ini memiliki keuntungan yaitu bisa digunakan oleh wanita untuk mencegah kehamilan yang tanpa efek samping, tapi juga memiliki kekurangan/keterbatasan yaitu memerlukan disiplin penahanan nafsu yang tinggi agar tidak terjadi kehamilan.
Ada juga cara untuk menggunakan metode ini,  dengan wanita menentukan masa suburnya, kalkulasinya ;
c)      Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya.
d)     Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
e)      Ovum hidup selama 24 jam.
Cara ini akan berhasil apabila pasangan memenuhi syarat(indikasi) dari  metode kalender tersebut.

2.    Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan sebaiknya dalam memberikan pelayanan KB hendaklah memberikan yang sesuai dengan keinginan pasien. Dan bagi pasien yang tidak mau menggunakan KB alat bisa dikenalkan kepada pasien salah satu metode KB alami yaitu dengan metode kalender ini. Semoga makalah ini bisa digunakan sesuai dengan fungsinya. Amin
                                                      
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bahari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Wulansari, Pita, dkk. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar